Cuma Pakai Taktik Kuno, Kolonel Rustam Bongkar Fakta Hancurnya Lusinan Tank Ukraina
Selasa, 5 September 2023 – 16:16 WIB
VIVA – Tak selamanya teknologi canggih yang dimiliki senjata buatan Barat mampu mengungguli taktik militer Rusia. Hancurnya sejumlah tank Leopard 2 yang digunakan pasukan Ukraina, ternyata adalah hasil penerapan sebuah taktik kuno.
Baca Juga :
Profil Pj Gubernur Sumatera Utara Hasanuddin, Purnawirawan TNI Bintang Dua
Lebih dari selusin Tank Tempur Utama (MBT) Leopard 2 buatan Jerman berhasil dihancurkan tentara Rusia dalam sebulan bulan terakhir.
Pada Juli 2023 lalu, Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergey Shoigu, menyatakan ada 16 unit MBT Leopard 2 kiriman Polandia dan Portugal yang tereliminasi.
Baca Juga :
Jokowi Sebut KTT ke-43 ASEAN Raup 93 Proyek Investasi Senilai US$ 56 Miliar
Tak hanya Leopard 2, Kendaraan Tempur Bradley (BFV) kiriman Amerika Serikat (AS) dan AMX-100RC produksi Prancis, yang juga diklaim tak mampu melewati ladang ranjau yang dibuat militer Rusia.
VIVA Militer: Kendaraan Tempur Bradley (BFV) dihancurkan tank Rusia
Baca Juga :
Korupsi Pejabat Tinggi Ukraina, Perlahan Siksa Tentaranya Sendiri Sampai Mati
Di balik kegagalan pergerakan kendaraan tempur kiriman Barat, ada sebuah siasat konvensional yang justru sangat jitu. Hal ini diungkap oleh Wakil Kepala Sekolah Tinggi Komando Teknik Militer Tyumen Rusia, Kolonel Rustam Saifullin.
Menurut Saifullin, selain menanam ranjau pasukan Rusia juga membuat alat penghalang teknis. Alat itu lah yang dibuat dengan metode yang kuno.
Saifullin mengklaim militer Rusia tahu betul bagaimana standarisasi anti-ranjau berbagai varian kendaraan tempur kiriman Barat. Akan tetapi, pihaknya juga memiliki baku teknis yang takkan diungkap sepenuhnya.
“Bagi Angkatan Bersenjata Ukraina yang dibekali peralatan dari negara-negara NATO, salah satu masalah besarnya adalah ladang ranjau. Mereka tidak dapat mengatasinya dan mengalami kerugian yang sangat besar,” ujar Saifullin.
VIVA Militer: Bangkai tank Leopard 2 buatan Jerman di Ukraina
“Mengapa? Karena kami tahu standar peletakan ranjau seperti anti-tank dan anti-personel atau campuran negara-negara NATO. Kami juga memiliki standar, tetapi kami tidak mengungkapkan sepenuhnya,” katanya.
Lebih lanjut Saifullin melanjutkan, unit militer Rusia memang sengaja membuat ladang ranjau yang mudah ditemukan pasukan musuh. Hal ini lah yang pada akhirnya menghancurkan kendaraan tempur militer Ukraina, dengan taktik konvensionalm
“Kami telah menyiapkan ‘kejutan’ untuk mereka, tepatnya untuk pemasangan ladang ranjau. Mereka akan ‘sengaja’ menemukannya dan tidak bisa bergerak lagi,” ucap Saifullin melanjutkan.
“Selain ladang ranjau anti-tank dan anti-personil, ada juga penghalang teknis yang bersifat non-ledakan. Metode kuno (yang digunakan sejak Perang Patriotik yang sangat efektif.
VIVA Militer: Bangkai tank Leopard 2 buatan Jerman dan BFV Bradley buatan AS
Saifullin memastikan, akibat strategi ini tak hanya kendaraan tempur yang hancur. Sejumlah tentara Ukraina juga tewas atau mengalami luka parah.
“Dan bagi mereka, ini menyebabkan masalah besar. Dan menurut saya, dari unit teknis dan pencari ranjau pihak musuh mengalami kerugian yang sangat besar,” kata Saifullin.
Halaman Selanjutnya
Saifullin mengklaim militer Rusia tahu betul bagaimana standarisasi anti-ranjau berbagai varian kendaraan tempur kiriman Barat. Akan tetapi, pihaknya juga memiliki baku teknis yang takkan diungkap sepenuhnya.