200 Ribu Tentara Rusia Duduki Ukraina, Panglima Perang AS: Sulit Mengusir Mereka
Selasa, 19 September 2023 – 06:24 WIB
VIVA – Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Joint Chiefs of Staff), Jenderal Mark Alexander Milley, akhirnya angkat bicara soal lambannya operasi serangan balik militer Ukraina.
Baca Juga :
Lambung Bolong, Kapal Selam Rusia Dihantam Rudal Berhulu Ledak Khusus
Sudah berlangsung dua bulan, operasi kontra-ofensif Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) diklaim telah berhasil menerobos garis pertama pertahanan militer Rusia di wilayah Bakhmut (Artyomovsk), Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Kyiv Independent, Panglima Angkatan Darat Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrskyi, menyatakan pasukannya berhasil memukul pasukan Rusia di desa Klischiivka, wilayah selatan Bahkmut.
Baca Juga :
Jet Tempur F-35 Paling Canggih di Dunia Hilang, Polisi AS Minta Warga Bantu Cari
Pernyataan Syrskyi hampir senada dengan Milley, yang menyebut bahwa aksi menyerang balik yang dilakukan tentara Ukraina belum sepenuhnya dikatakan gagal.
VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)
Baca Juga :
Paus Fransiskus Temui Diplomat Rusia, Bahas Perang di Ukraina
Keberhasilan pasukan Volodymyr Zelensky menembus zona pertahanan Rusia di front timur, dianggap Milley bisa jadi titik balik.
Akan tetapi menurutnya, memukul mundur pasukan militer Rusia sepenuhnya bukan hal gampang.
Milley menegaskan bahwa militer Rusia hanya punya waktu 30 hingga 45 hari untuk melancarkan serangan besar-besaran.
Perhitungan ini didasarkan Milley pada situasi yang akan segera memasuki musim dingin, dan ancaman cuaca buruk bisa berbalik menjadi masalah besar bagi militer Ukraina.
VIVA Militer: Jenderal Mark Milley
Belum lagi jumlah personel Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) yang masih sangat besar, dan eksis menduduki sebagian besar front timur.
“Mengusir seluruh 200.000 tentara pendudukan (Rusia) akan memerlukan waktu yang cukup lama. Ini jauh di luar cakupan kampanye (serangan balik Ukraina) yang sedang berlangsung,” ujar Milley dikutip VIVA Militer dari CNN.
Halaman Selanjutnya
Milley menegaskan bahwa militer Rusia hanya punya waktu 30 hingga 45 hari untuk melancarkan serangan besar-besaran.